Jumat, 28 Maret 2008


Salah Kostum, Ungu Ditolak Istana Wapres
Sial betul nasib grup band Ungu. Pertama kali bertandang ke istana wakil Presiden, eh mereka ditolak. Kenapa tuh? Apa mereka salah sebut nama wakil presiden kayak Mulan? Oh bukan, ternyata lima anak muda ini saltum alias salah kostum!
Ceritanya, Ungu bakal menerima penghargaan ‘inspiring album’ atas album religi ‘SurgaMu’ di hari sumpah pemuda ini. Sendirian, ada juga Cokelat dan Eross ‘SO7’. Penghargaan itu akan diberikan pagi tadi (30/10) di istana wakil presiden Jusuf Kalla. Maka berangkatlah Ungu dari Makassar, lokasi terakhir tur ‘Konser Salam Lebaran’.
Perjuangan pagi buta terbang ke Jakarta berbuah penolakan. Ungu benar-benar kaget ketika ‘diusir’ dari istana. Pasalnya mereka mengaku sudah konfirmasi dulu sebelum datang dengan stelan jas, t-shirt dan jeans. “ Kita lagi ditengah tur dan bela-belain pulang ke Jakarta karena undangan ini, kita sempat mampir ke penyewaan jas agar terlihat lebih pantas,” ungkap Makki, bassist Ungu saat dihubungi KG.
Siap dengan jas, mereka melaju menuju istana Wakil Presiden untuk menerima penghargaan atas album religi ‘SurgaMu’. Bukan sambutan hangat yang didapat, malah penolakan. “Dengan sangat jelas protokolernya mengatakan bahwa kostum kami berlima tidak pantas untuk dilihat Wapres” imbuh Makki.
Kontan Pasha, Oncy, Rowman, Enda dan Makki kaget. “Memang diundangannya tertulis mengenakan kemeja batik, tapi kita udah konfirmasi menjelaskan kondisi kita, dan katanya boleh,” terang Makki. Eh, pintu pertama sih lolos, pas pintu kedua. Dengan sikap -yang digambarkan- seperti majikan dan bawahan mereka menolak Ungu.
Ditolak masuk, Ungu pun memutuskan untuk pulang. Terima kasih untuk penghargaannya, tapi siapa yang mau menerima? Tidak satupun wakil mereka masuk.
“Kita berterima kasih dengan penghargaannya, enggak semua band mendapat kesempatan itu,” tutur Makki tulus. Tapi, dia pun berharap agar birokrasi di kalangan internal istana diperbaiki. “Kalo boleh ya boleh, enggak ya enggak,” cetusnya. Oke dah, sabar aja.

ProfiL eNdA



Nama Lengkap: Franco Medjaya Kusuma
Nama Panggilan: Enda’
E-mail:
enda@unguband.com
TTL: Kudus, 4-3-1978
Alat musik yang dikuasai: Guitar dll
Bergabung di Ungu: 2001
Sebelum di Ungu: ngamen di band lain
Tinggi/berat badan: 178/62
Kriteria cewek idaman: yang lucu-lucu ( termasuk Gue yangpunya blogger ini )
Musikus yang disukai: Joe Satriani, Doel Sumbang
Warna Fave: Biru, Kuning

Enda ‘Ungu’ Sembuh Dari Kecanduan Berkat Air Wudhu
Manusia tidak ada yang sempurna. Dan kalimat itu tepat untuk disematkan pada salah satu personil Ungu, Franco Medjaya Kusuma atau yang kerap disapa Enda. Kepiawaianya membuat lirik dan mengarrasemen musik , terkadang membuat sosoknya terlihat sempurna. Tapi ternyata tidak demikian, ada sisi gelap yang pernah jadi bagian kehidupan Enda. Dan itu diakuinya sebagai kelakuan paling konyol yang pernah ia lakukan, yaitu pecandu narkoba.
"Itu sisi gelap gue, yang sering membuat gue malu dan sering membuat gue teriak kalau ingat masa lalu," tuturnya di Hard Rock Cafe Jakarta, Kamis (28/9). Dan lebih mengejutkan lagi, Enda akrab dengan yang namanya minuman keras , sejenis Nipam, Lexotan sejak masih SD. Beranjak ke SMP, ia mulai akrab dengan ganja dan morfin. "Waktu SD, gue sering pulang malam dan temen-temennya itu anak-anak SMA," ujarnya. Mulai SMA, dia mulai mengkonsumsi putaw, dan berlangsung cukup lama sampai akhir 1999.
Dari petualangan gilanya itu sempat membuat Enda nyaris ketemu ajal. "Tapi tidak mati juga, dan itu sampai tiga kali," katanya sembari menunjukkan bekas sayatan dibagian tangannya sebagai tanda kegilaan. "Bekas besyet ini, tak lain ulah dari keinginan tahu gue mengenai rasa sakit. Apa rasa sakit itu nikmat apa tidak. Dan waktu itu memang nikmat yang gue temuin," jelasnya.
Pada suatu saat Enda ketemu Maki dan Pasha. "Waktu itu gue ketemu mereka dan gue iri banget sama mereka karena badan mereka lebih terlihat sehat. Sementara gue, gitar saja sudah ngak punya. Dan gue, dijanjiin sama Maki, kalau lu sembuh, lu akan gue kasih gitar dan effectnya sekalian," kenang Enda. Waktu itu, Enda hidup ngamen di Jakarta, hasilnya untuk membeli putaw. "Gue merasa lebih sehat dengan mengkonsumsi putaw dari pada makan nasi."
Akhirnya Enda menghentikan semuanya, tentu dengan rasa sakit yang dideranya. Suatu saat dia ingin kembali, secara reflek dia mengambil air wudhu. "Dan ajaib dengan air wudhu gue sembuh tanpa kedokter," ujarnya.
"Yang paling gue sesali adalah gue membodohi ortu. Gue yakin ortu akan merasa gagal mendidik gue, padahal tidak. Dasar guenya saja yang bandel. Dan ini yang paling gue ingat-ingat. Apapun yang gue berikan kepada ortu saat ini sepertinya ngak bakal menutupi kebaikkan mereka," sesal Enda.
Menurut Enda, Ramadhan kali ini benar-benar terasa beda. Paling tidak sekarang dia punya keluarga kecil dan rumah sendiri. "Sekarang gue jadi ayah dari anak gue, dan ini pengalaman baru. Dan makna dari Ramadhan tiap tahun datang ini, menuntut gue harus terus belajar," tandas ayah dari Azhra Leola Fisuda (2 bln) dan suami Eka Wilestari (22) ini.


Hai Orang-Orang yang Beriman Lo2 harus TUNDUK smA Gue cOz Gue yang BerkuaSa di sini

KoNsEr UnGu dI rCtI


NiEeee AbAng2 Gue.....


Fr@nCo MedJaYa KuSuM@